Flaming Arrow Glitter Purple
Semoga Kita selalu di Jalan yang Benar

Kamis, 16 April 2015

LAPORAN PENDAHULUAN CHF



1.      Pengertian.
CHF adalah gagal jantung kongestif yaitu kegagalan jantung bekerja secara normal sehingga timbul gejala-gejala dan tanda-tanda akibat kelainan pada jantung tersebut baik kelainan ini  pada katup dan otot jantung.
Menurut Brgunworld gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi adanya kelainan fungsi jantung berakibat jantung gagal memompakan darah memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atas kemampuannya ada disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri.
Menurut Parker gagal jantung kongestif merupakan suatu syndrom klinis yang rumit yang ditandahi dengan adanya donormalitas fungsi ventrikel kiri dan kelainan reguler neatohormonal disertai dengan intoleransi kemampuan kerja fisik (iffort intoleransi)

2.      Etiologi.
1)      Infeksi pada paru-paru.
2)      Demam / febris.
3)      Anemia ( akut dan menahun )
4)      Tidak teratur minum obat seperti diuretik dan digitalis atau tidak diet DG.
5)      Beban cairan yang berlebihan ( pemberian pengobatan dengan infus )
6)      Terjadinya infark jantung yang berulang
7)      Hipertensi uncontrol
8)      Stress emosional
9)      Keadaan-keadaan hight out put.
10)  Melakukan pekerjaan berat apalagi mendadak ( latihan naik tangga )

3.      Patofisiologi.
Patofisiologi gagal jantung lebih dapat dimengerti dengan memperhatikan 2 kemampuan penting yang berperan:
1)      Abnormalitas miokard primer yang menimbulkan disfungsi daya pompa jantung.
2)      Gagal jantung kongestif akibat disfungsi jantung yang primer sebagai respon dari bermacam-macam beban kerja yang berlebihan (overload )
Apabila overload ini disebabkan oleh hipertensi / tekanan diastolik yang meninggi akan terjadi hipertensi sel-sel jantung (miosit) yang berusaha untuk menormalkan beban pada sel otot tersebut.

4.      Manifestasi Klinik.
1)      Jika CHF berupa kegagalan ventrikel kanan, yaitu:
a)      Penurunan Central Vena Pressure ( CVP )
        Over hidrasi.
        Dehidrasi.
b)      Hipertensi.
c)      Takikardia.
d)     Distensi Vena Jugularis ( DVJ )
e)      Hepatic Congestin.
f)       Edema paru.
g)      Takipneu.
h)      Mudah lelah
i)        Lethargi.
2)      Jika berupa kegagalan.
a)      Hipotensi.
b)      Takikardia.
c)      Tahipneu.
d)     Bunyi jantung 3
e)      Kadang terdapat RVF ( gagal jantung ventrikel kanan )
f)       Hipoperfusi.
g)      Penambahan berat badan.
h)      Kardiomegali.
3)      Gagal jantung karena edema paru.
a)      Distress pernafasan.
b)      Batuk
c)      Peningkatan produksi sputum
d)     Pucat.
e)      Sianosis diaporesis.
f)       Susah istirahat.
g)      Takikardia.

5.      Prosedur Diagnostik
1)      Pemeriksaan laboratorium.
a)      HB.
b)      Eritrosit.
c)      Leukosit.
2)      Pemeriksaan radiologi.
3)      ECG.

6.      Penatalaksanaan Medis.
1)      Lasix.
2)      Letanol
3)      Lanoxin.
4)      Praxum
5)      Biodiur.

7.      Diagnosa Dan Intervensi Keperawatan.
1)      Gangguan cardiac output b.d ketidakmampuan jantung memompa darah keseluruh tubuh.
Intervensi:
        Monitor TTV.
        Kaji kesadaran kx.
        Lakukan pemeriksaan CRT.
        Beri cairan parenteral lewat infus, sesuai dengan kebutuhan cairan tubuh.
2)      Gangguan istirahat dan tidur b.d batuk dan sesak nafas.
Intervensi:
        Kaji kebiasaan tidur.
        Atur lingkungan senyaman mungkin.
        Anjurkan kx untuk meningkatkan personal hygene sebelum tidur.
3)      Gangguan volume cairan tubuh lebih dari kebutuhan tubuh b.d adanya penimbunan cairan.
Intervensi:
        Monitor TTV.
        Monitor intake dan out put cairan tubuh setiap 6 jam.
        Kolaborasi; beri obat diuretik SOD.




PENGKAJIAN


1.      Identitas Pasien.
Nama                                         : Tn. A
Umur                                          : 56 th.
Jenis Kelamin                             : Laki-laki.
Alamat                                       : Muara Tewe.
Status                                         : Kawin.
Agama                                       : Islam.
Pendidikan                                 : SMR.
Tanggal MRS                             : 14 februari 2004
Tanggal Pengkajian                    : 14 februari 2004
Dx Medis                                   : Gagal Jantung.

2.      Identitas Penanggung Jawab.
Nama                                         : Tn. S.
Alamat                                       : Sikuy km 27 Muara Tewe
Hubungan dengan pasien          : Saudara pasien.

3.      Keluhan Utama.
Sesak nafas, dan mual.

4.      Riwayat Penyakit.
1)      Riwayat penyakit sekarang.
Kurang lebih 3 bulan px menderita batuk, kadang-kadang sesak nafas, karena sesak nafas dirasakan tidak berkurang maka px dibawa ke RS setempat ( RS Muara Tewe ), px sempat dirawat selama 7 hari kemudian px dirujuk ke RS Islam Banjarmasin pada tanggal 14 februari 2004.
2)      Riwayat penyakit dahulu.
Sebelumnya px pernah masuk RS dengan keluhan sesak nafas, px memiliki riwayat maag dan asma, px tidak memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, TBC dll.
3)      Riwayat penyakit keluarga.
Istri px mengatakan diantara keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti px, maupun penyakit lainnya seperti DM, TBC, asma dll.

5.      Pemeriksaan Fisik.
1)      Keadaan umum.
Pada saat pengkajianTanggal 14 februari 2004, px hanya ditempat tidur, kesadaran compos mentis 4 (membuka mata spontan), 5 (verbal terorientasi), 6 (respon motorik mengikuti perintah).
TTV:   TD: 100/90 mmHg. N: 84 x/m.
R: 27 x/m.                T: 36 ‘C.
Antropometrik:
            BB: 50 kg.                  
            TB: 165 cm.            

2)      Kulit dan kuku.
Warna kulit tidak sianosis, terdapat edema pada tangan dan kaki dengan viting, dengan T: 36 ‘C, turgor kulit tidak baik (saat dicubit kembali dalam 4 detik), terkstur kulit kering, tidak terdapat lesi dan massa, kuku sianosis, CRT tidak kembali dalam 2 detik.
3)      Kepala dan leher.
Struktur kepala kanan dan kiri simetris, tidak terdapat nyeri pada kepala, tidak terdapat trauma kepala, tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid, terdapat kesulitan menelan.
4)      Mata dan penglihatan.
Struktur mata simetris, tidak terdapat sekret, ketajaman penglihatan kurang (px tidak dapat membaca nama perawat dari jarak dekat), gerakan bola mata normal, konjunctiva anemis, sklera ikterik, tidak terdapat kelainan pada mata dan px tidak menggunakan kaca mata.
5)      Hidung dan penciuman.
Struktur hidung simetris, kebersihan baik, tidak terdapat nyeri dan pendarahan, tidak terdapat obstruksi pada hidung px, terpasang O2 (2 lt).
6)      Telinga dan pendengaran.
Struktur telinga simetris / normal, tidak terdapat sekret yang menempel, tidak terdapat pendarahan dan peradangan, tidak terdapat tinitus, fungsi pendengaran baik dan tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
7)      Mulut dan gigi.
Mukosa bibir tampak kering, kebersihan mulut cukup, tidak terdapat pendarahan atau lesi, jumlah gigi tidak lengkap, fungsi mengunyah baik dan px tidak menggunakan gigi palsu.
8)      Dada, pernafasan, dan sirkulasi.
Bentuk dada simetris, pola pernafasan tidak teratur dengan respirasi 27 x/m., terdapat sesak nafas, terpasang O2 (2 lt), px menggunakan otot bantu nafas, tidak terdapat batuk, tidak terdapat bunyi nafas tambahan, tidak terdapat nyeri tekan pada dada, perkusi redup, S1 dan S2 terdengar jelas, frekuensi jantung 84 x/m.
9)      Abdomen.
Abdomen tampak cembung dan melebar, terdapat asites dengan lingkara perut 19 cm, perkusi redup, tidak terdapat nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan tidak terdapat pembesaran hati.
10)  Genetalia dan alat reproduksi.
Tidak terdapat haemorroid, tidak terdapat peradangan dan pendarahan pada genetalia, px menggunakan kateter menetap.
11)  Ekstrimitas atas dan bawah.
Struktur simetris, tidak terdapat trauma, pada ekstrimitas kanan atas terpasang infus RL 10 tts/m, tidak terdapat kelainan tulang, terdapat edema pada ekstrimitas atas dan bawah.
Kekuatan otot:
Ka  5          5
       5          5


6.      Kebutuhan Fisik, Psikologis, Sosial Dan Spiritual.
a)      Aktifitas dan Istirahat.
Rumah   :
        Px bekerja sebagai satpam, px tidak terbiasa tidur siang dan tidur pada malam hari 5-6 jam, tidak memiliki kesulitan tidur.
RS         :
        Skala aktifitas 3 (dibantu dengan alat), px tampak terlihat sering tidur.
b)      Personal Hygent.
Rumah   :
        Px mandi 2 x/hr, gosok gigi sehabis makan, keramas setiap mandi, memotong kuku jika terasa panjang.
RS         :
        Selama perawatan px tidak ada mandi dan hanya diseka oleh keluarganya dan tidak pernah keramas.



c)      Nutrisi.
Rumah   :
        Px makan 3 x/hr, jenis makanan nasi biasa dengan porsi sedang ditambah lauk pauk dan sayur, nafsu makan baik dan tidak memiliki kesulitan menelan, minum 6-8 gelas/hr.
RS         :
        Istri px mengatakan apabila px makan merasa mual, dengan diet RG, px memiliki kesulitan menelan.
d)     Eliminasi.
Rumah   :
        Frekuensi BAB 1-2 x/hr, waktu tidak tentu. BAK 2-3 x/hr, waktu tidak tentu, warna kuning jernih.
RS         :
        Px menggunakan kateter dengan urin berwarna kuning, selama perawatan px tidak BAB.
e)      Sexual.
Px berjenis kelamin laki-laki, sudah menikah, hubungan px dengan keluarga terlihat akrab, istri px selalu mendampingi px.
f)       Psikososial.
Px dapat beradaptasi dengan lingkungan RS, px dapat bekerja sama dengan dokter, perawat dan tim medis lainnya.
g)      Spiritual.
Px beragama islam, px tampak tabah dan sabar menerima penyakit yang dideritanya.

7.      Data Penunjang
1)      Obat-obatan. (14 februari 2004)
        Inf RL 10 tts/m.
        Drip Dopamin.
        Inj Piralen 1 amp/IV.
        Inj Acran 1 amp/IV.
        Inj Lasix 1 amp (jika TD: 120/80 mmHg)
        Inj Alinamin F 3x4
        O2 = 1-3 ltr.
        Inj Cefotaxim 1 gram (now).

 
ANALISA DATA


No Dx
Hari/ tgl
Data
Masalah
Etiologi
1.











2.













3.
Sabtu 14 februari 2004








Sabtu 14 februari 2004










Sabtu 14 februari 2004
DS :
        Px mengatakan ia sesak nafas
DO  :
        Terpasang O2 (2 ltr)
        Pola nafas tidak teratur dengan frekuensi 27 x/m
        CRT kembali dalam 3 detik
        Akral teraba dingin
        TD: 110/80 mmHg.
N: 84 x/m
T: 37 ‘C

DS :
        Istei px mengatakan px tidak nafsu makan dan bila makan terasa mual
DO  :
        Px tampak lemah
        Konjunctiva anemis
        TB: 165 cm
BB: 50 kg
LLA: 23 cm
        Px tampak tidak menghabiskan makanan yang disediakan RS

DS :
        Istri px mengatakan segala aktifitas px dibantu oleh keluarga
DO  :
        Tampak semua aktifitas perawatan diri px dibantu oleh perawat dan keluarga px
        Skala aktifitas 3 (dibantu dengan alat
        Skala kekuatan otot
5       5
5       5
        TD: 110/80 mmHg.
N: 84 x/m
T: 37 ‘C

Pola nafas tidak efektif










Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh








Intoleransi aktifitas
Suplai O2 kejantung berkurang









Anoreksia













Kelemahan fisik

Prioritas Masalah:
1.      Pola nafas tidak efektif b.d suplai O2 kejantung berkurang.
2.      Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia.
3.      Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik.




PROSES KEPERAWATAN

No Dx
Hari/ tgl
Perencanaan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.





























2.























3.
Sabtu 14 februari 2004


























Sabtu 14 februari 2004




















Sabtu 14 februari 2004
Px tidak mengeluh sesak nafas lagi setelah 3 hari perawatan
KE:
        TTV dalam batas normal
        Px tidak mengeluh sesak lagi




















Nutrisi terpenuhi seimbang dengan kebutuhan tubuh selama 3 hari perawatan
KE:
        Nafsu makan px meningkat
        Px dapat menghabiskan porsi yang disediakan
        Mual dan muntah px dapat hilang / berkurang








Aktifitas px kembali normal dalam 3 hari perawatan
KE:
        Px dapat beraktifitas dengan normal
1)      evaluasi frekuensi nafas dan kedalaman, catat upaya pernafasan
2)      auskultasi bunyi nafas
3)      lihat kulit dan membran mukosa untuk adanya sianosis
4)      tinggikan kepala tempat tidur, letakan pada posisi duduk tinggi / semi fowler
5)      dorong perubahan posisi sering
kolaborasi:
1)      berikan O2 sesuai indikasi
2)      berikan obat sesuai indikasi



1)      identifikasi faktor yang menimbulkan mual / muntah
2)      berikan makanan porsi kecil dan sering termasuk makanan kering / makanan yang menarik untuk px
3)      berikan oral hygene
4)      monitor makanan yang dihabiskan
kolaborasi:
1)      konsul ke ahli gizi
2)      berikan obat sesuai indikasi
1)      evaluasi peningkatan intoleransi aktifitas
2)      beri bantuan dalam beraktifitas perawatan diri sesuai indikasi
3)      catat respon kardio pulmonal terhadap aktifitas
4)      periksa TTV sebelum dan sesudah aktifitas

1)      mengetahui penyebab kecepatan dan kedalaman pernafasan
2)      mengetahui perubahan bunyi nafas yang sering menurun dan berubah pada dasar paru selama terjadinya atelektasis
3)      sianosis dapat menunjukan kondisi hipoksia sehubungan dengan gagal jantung dan komplikasi paru
4)      merangsang fungsi pernafasan / ekspansi paru
5)      membantu mencegah atelektasis dan pneumonia

1)      sebagai penentu intervensi selanjutnya
2)      meningkatkan masukan meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk kembali
3)      mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa makanan
4)      mengetahui intake makanan yang dihabiskan px







1)      menunjukan peningkatan dekompensasi jantung
2)      pemenuhan kebutuhan perawatan diri px tanpa mempengaruhi stres miokard
3)      penurunan kemampuan miokardium dapat menyebabkan peningkatan frekuensi jantung
4)      hipotensi otostatik dapat terjadi dengan aktifitas





No Dx

Hari / tgl

Implementasi

Evaluasi

1.


































2.
































3.




Sabtu 14 februari 2004































Sabtu 14 februari 2004






























Sabtu 14 februari 2004




1)      mengevaluasi frekuensi nafas dan kedalaman nafas

2)      melihat kulit dan membran mukosa untuk mengetahui adanya sianosis
3)      meninggikan kepala tempat tidur / memberi posisi semi fowler
4)      mendorong untuk melakukan perubahan posisi sering














1)      mengidentifikasi penyebab mual dan muntah
2)      memberikan oral hygene
3)      Memonitor makanan yang diberikan

















1)      Mengevaluasi peningkatan intoleransi aktifitas
2)      Memberi bantuan dalam aktifitas perawatan diri sesuai indikasi
3)      Mencatat respon cardiopulmonal terhadap aktifitas
4)      Memeriksa TTV sebelum dan sesudah beraktifitas

( 10.00 WITA )

S          :

        istri px mengatakan px masih merasa sesak nafas
O         :
        masih terpasang O2
        R: 25 x/m
        Kuku tampak sianosis
        CRT kembali > 2 detik
A         :
        Masalah pola nafas tidak efektif belum teratasi
P          :
        Intervensi 1,2,3 dilanjutkan

 



( 12.00 WITA )

S          :

        Istri px mengatakan suaminya masih tidak nafsu makan
O         :
        Px tampak tidak nafsu makan
        Makanan yang disediakan tampak dihabiskan
A         :
        Masalah pemenuhan kebutuhan nutrisis belum teratasi
P          :
        Intervensi 3,4 dilanjutkan



( 10.00 WITA )

S          :

        Istri px mengatakana segala aktifitas px masih dibantu
O         :
        Skala aktifitas 3
        Px tampak lemah
A         :
        Masalah intoleransi aktifitas belum teratasi
P          :
        Intervensi 1,2,3 dilanjutkan



 

 

 

DAFTAR PUSTAKA



Carpenito, Linda Juall, et all. 2000. Diagnosa Keperawatan. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Doengoes, Marlyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans. Guicle Lines Planning And Documenting Patient Care, Philalpra; F.A.Devis.
Mansjoer, Arif, et all. 1999. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 Edisi 3. Jakarta; Media Aesculapius.


 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar