Flaming Arrow Glitter Purple
Semoga Kita selalu di Jalan yang Benar

Senin, 31 Oktober 2011

OPIOID AGONIS DAN ANTAGONIS

Kata opium berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata juice (sari); sari dari tanaman opium merupakan sumber dari 20 jenis alkaloid opium. Opiate adalah istilah yang digunakan untuk obat yang berasal dari opim. Morfin ditemukan pada tahun 1803, diikuti dengan ditemukannya kodein pada tahun 1832 dan papaverin pada tahun 1848. Morfin dapat dibuat sendiri, tetapi lebih mudah jika dibuat dari opium. Istilah narkotik berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata stupor dan dahulu digunakan untuk analgesia kuat yang mirip morfin yang potensial untuk menghasilkan ketergantungan fisik. Perkembangan obat sintetik dengan zat-zat yang mirip mofin telah mengarahkan pada penggunaan istilah opiod yang mewakili semua zat-zat eksogen, alami, dan sintetik, yang berikatan khusus pada sejumlah jenis reseptor opioid dan menghasilkan sekurang-kurangnya beberapa efek agonis yang mirip morfin.

ANAFILAKSIS

Dr. Christopher M, Dr. Albin Immanuel, Dr. Verghese Cherian, Dr. Rebecca Jacob

Pendahuluan
Reaksi anafilaktik atau anafilaksis adalah respon imunologi yang berlebihan terhadap suatu bahan dimana seorang individu pernah tersensitasi oleh bahan tersebut. Saat pasien kontak dengan bahan tersebut, histamin, serotonin, tryptase dan bahan vasoaktif lainnya dilepaskan dari basofil dan sel mast. Reaksi anafilaktoid secara klinik tak dapat dibedakan dengan anafilaksis, tetapi reaksi ini dimediasi langsung oleh obat atau bahan tertentu, dan tidak melalui sensitasi antibodi IgE.
Pelepasan sejumlah kecil histamin secara langsung sering dijumpai pada pemberian obat seperti morfin dan relaksan otot non depolarisasi (tubokurare, alkuronium, atrakurium). Manifestasi klinik biasanya ringan, terdiri dari urtikaria (kemerahan dan pembengkakan kulit), biasanya sepanjang vena, kemerahan pada tubuh dan kadang-kadang hipotensi ringan.

Mentoring dalam Bimbingan Praktek Klinik Keperawatan di Rumah Sakit

Jangan dikira anda tidak berperan dalam mencetak generasi perawat yang unggul dimasa mendatang. Kualitas dan kondisi perawat dimasa mendatang adalah sangat tergantung dari kita (yang sudah menjadi perawat) untuk menyiapkan mereka (baca : mahasiswa keperawatan) yang praktek di bangsal kita.
Tanpa kita sadari ternyata perawat tidak begitu menghiraukan proses bimbingan terhadap mahasiswa keperawatan baik yang levelnya DIII maupun ners muda. Seakan fokus kita adalah “hanya” mengurus pekerjaan kita sehari-hari alias rutinitas saja.

JENIS LUKA DAN PERAWATANNYA

Definisi : Luka adalah keadaan dimana terdapat diskontinuitas dari
kulit.
Sebagai penyebab dari perlukaan adalah trauma
mekanis,termis,listrik dsb. Pada umumnya yang diterima sebagai
penyebab luka adalah trauma mekanis.

Kemampuan pemecahan masalah (solusi) usaha

Kemampuan pemecahan masalah (solusi) usaha
Salah satu tanggungjawab terpenting para Wirausahawan adalah
berusaha memecahkan masalah secara ilmiah dalam bisnis. Para Wirausahawan hendaknya dapat menganalisis dengan mengumpulkan data-data, mengolahnya, menganalisis, menginterpretasi dan menarik kesimpulan dari penganalisisan tersebut. Pemecahan masalah itu merupakan kegiatan yang amat penting di dalam usaha atau bisnis Keterampilan yang diperoleh para Wirausaha,

Perawatan luka Dengan Prinsip MOISTURE BALANCE

 LATAR BELAKANG
Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka ini.

Kamis, 14 Juli 2011

Sejarah Abu Hurairah


Sejarah Abu Hurairah

Memang benar, bahwa kepintaran manusia itu mempunyai akibat yang merugikan dirinya sendiri. Dan orang-orang yang mempunyai bakat-bakat istimewa, banyak yang harus membayar mahal, justru pada waktu ia patut menerima ganjaran dan penghargaan…
Shahabat mulia Abu Hurairah termasuk salah seorang dari mereka,

99 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman


01. Bersyukur apabila mendapat nikmat;
02. Sabar apabila mendapat kesulitan;
03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program;
04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;
06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;
08. Jangan usil dengan kekayaan orang;

TEORI SIGMUND FREUD ID, EGO,dan SUPEREGO


Riwayat hidup Sigmund Freud
Sigmund Freud yang terkenal dengan Teori Psikoanalisis dilahirkan di Morovia, pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Gerald Corey dalam “Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy” menjelaskan bahwa Sigmund Freud adalah anak sulung dari keluarga Viena yang terdiri dari tiga laki-laki dan lima orang wanita. Dalam hidupnya ia ditempa oleh seorang ayah yang sangat otoriter dan dengan uang yang sangat terbatas, sehingga keluarganya terpaksa hidup berdesakan di sebuah aparterment yang sempit, namun demikian orang tuanya tetap berusaha untuk memberikan motivasi terhadap kapasitas intelektual yang tampak jelas dimiliki oleh anak-anaknya.

Sebahagian besar hidup Freud diabdikan untuk memformulasikan dan mengembangkan tentang teori psikoanalisisnya. Uniknya, saat ia sedang mengalami problema emosional yang sangat berat adalah saat kreativitasnya muncul. Pada umur paruh pertama empat puluhan ia banyak mengalami bermacam psikomatik, juga rasa nyeri akan datangnya maut dan fobi-fobi lain. Dengan mengeksplorasi makna mimpi-mimpinya sendiri ia mendapat pemahaman tentang dinamika perkembangan kepribadian seseorang.

Sigmund Freud dikenal juga sebagai tokoh yang kreatif dan produktif. Ia sering menghabiskan waktunya 18 jam sehari untuk menulis karya-karyanya, dan karya tersebut terkumpul sampai 24 jilid. Bahkan ia tetap produktif pada usia senja. Karena karya dan produktifitasnya itu, Freud dikenal bukan hanya sebagai pencetus psikoanalisis yang mencuatkan namanya sebagai intelektual, tapi juga telah meletakkan teknik baru untuk bisa memahami perilaku manusia. Hasil usahanya itu adalah sebuah teori kepribadian dan psikoterapi yang sangat komprehenshif dibandingkan dengan teori serupa yang pernah dikembangkan.

Psikoanalisa dianggap sebagai salah satu gerakan revolusioner di bidang psikologi yang dimulai dari satu metode penyembuhan penderita sakit mental, hingga menjelma menjadi sebuah konsepsi baru tentang manusia. Hipotesis pokok psikoanalisa menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebahagian besar ditentukan oleh motif-motif tak sadar, sehingga Freud dijuluki sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran manusia.

Lima karya Freud yang sangat terkenal dari beberapa karyanya adalah:

(1)The Interpretation of dreams (1900),

(2) The Psichopathology of Everiday Life (1901),

(3) General Introductory Lectures on Psichoanalysis (1917),

4) New Introductory Lectures on Psichoanalysis (1933) dan

(5) An Outline of Psichoanalysis (1940).

Dalam dunia pendidikan pada masa itu, Sigmund Freud belum seberapa populer. Menurut A. Supratika, nama Freud baru dikenal pertama kalinya dalam kalangan psikologi akademis pada tahun 1909, ketika ia diundang oleh G. Stanley Hall, seorang sarjana psikologi Amerika, untuk memberikan serangkaian kuliah di universitas Clark di Worcester, Massachusetts. Pengaruh Freud di lingkungan psikologi baru terasa sekitar tahun 1930-an. Akan tetapi Asosiasi Psikoanalisis Internasional sudah terbentuk tahun 1910, begitu juga dengan lembaga pendidikan psikoanalisis sudah didirikan di banyak negara.

Persepsi tentang sifat manusia
Menurut Sigmund Freud, perilaku manusia itu ditentukan oleh kekuatan irrasional yang tidak disadari dari dorongan biologis dan dorongan naluri psikoseksual tertentu pada masa enam tahun pertama dalam kehidupannya. Pandangan ini menunjukkan bahwa aliran teori Freud tentang sifat manusia pada dasarnya adalah deterministik. Namun demikian menurut Gerald Corey yang mengutip perkataan Kovel, bahwa dengan tertumpu pada dialektika antara sadar dan tidak sadar, determinisme yang telah dinyatakan pada aliran Freud luluh. Lebih jauh Kovel menyatakan bahwa jalan pikiran itu adalah ditentukan, tetapi tidak linier. Ajaran psikoanalisis menyatakan bahwa perilaku seseorang itu lebih rumit dari pada apa yang dibayangkan pada orang tersebut.

Di sini, Freud memberikan indikasi bahwa tantangan terbesar yang dihadapi manusia adalah bagaimana mengendalikan dorongan agresif itu. Bagi Sigmund Freud, rasa resah dan cemas seseorang itu ada hubungannya dengan kenyataan bahwa mereka tahu umat manusia itu akan punah. Sigmund Freud, seorang Jerman keturunan Yahudi yang lahir 6 Mei 1856 di Freiberg (Austria) ini telah membangkitkan semangat manusia untuk berpikir mengenai psikologi. Freud, adalah mahasiswa yang jago di kampusnya. Meraih gelar sarjana dari Universitas Wina pada tahun 1881. Selain itu, Freud juga menguasai 8 bahasa!! Bayangkan, dan dalam umur 30 tahun, telah berhasil menaklukkan sekolah kedokteran. Teorinya dalam ilmu psikodinamika yang membuatku tertarik adalah mengenai ID, EGO dan SUPEREGO.

ID, bagian jiwa paling liar, berpotensi jahat. Ada yang menafsirkan ID sebagai nafsu manusia yang mementingkan kebutuhan perut ke bawah. Di sisi lain, ID, tidak mempertimbangkan akibat dari pemenuhan hasratnya. Intinya, ID adalah bagian jahat dari manusia yang beresiko merugikan orang lain dan diri sendiri. ID sebenarnya adalah yang menguasai manusia pada umur 0-2 tahun.

EGO, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan ID. EGO juga ditafsirkan sebagai nafsu untuk memanuhi nafsu. Hanya saja telah ada kontrol dari manusia itu sendiri. Sudah ada pertimbangan, dan telah memikirkan akibat dari yang telah dilakukannya. Tepatnya, EGO adalah pengontrol ID. Contoh nyata dari EGO adalah peraturan. Semua rule yang dibuat adalah untuk mencegah manusia menjadi liar dan tak terkontrol. Freud menyatakan bahwa EGO banyak mendominasi manusia pada umur 2-3th.

SUPEREGO, atau yang lebih sering di sebut dengan HATI NURANI. Pembentukan dan perkembangan super ego sangat ditentukan oleh pengarahan atau bimbingan lingkungan sejak usia dini. Bila seseorang di asuh dalam lingkungan yang serba cuek dan mau menang sendiri, bisa dipastikan, SUPER EGO atau NURANINYA tumpul. sedangkan SUPEREGO ada dan muncul pada diri manusia pada umur 3 tahun ke atas.

Tapi jangan salah, walaupun telah dikelompokkan ke dalam tahun-tahun munculnya, ID, EGO dan SUPEREGO mutlak ada pada diri manusia. Mereka memang muncul pada umur sekian dan sekian, tapi bukan berarti tidak akan pernah muncul lagi. ke tiga bagian jiwa ini akan terus menghiasi keseharian manusia. Tergantung, bagaimana mereka memanajemen bagian jiwa tersebut. Manusia dewasa yang IDnya lebih dominan akan menjadi cikal bakal psiko(pat), tidak berperi kemanusiaan seperti Hitler, dan mereka adalah tikus-tikus kotor yang mencuru uang-uang rakyat. Yang mereka adalah orang-orang kejam. Tapi perlu kita ketahui, betapapun kejamnya, mereka tak lebih dari anak kecil yang berumur tak sampai 3 tahuN.

Sedangkan bila IDnya telah dikuasai EGO, ia akan menjadi orang yang mulai memikirkan. Benar atau salah, Tapi pemikiran seringkali tumpul dan sangan tergantung dengan suasana di sekitarnya. Itulah lemahnya ID. Sangat beruntung bila seseorang bisa mengoptimalkan fungsi SUPER EGOnya. Dia memikirkan dan dia merasakan. Dia mempertimbangkan dan lebih berpikir objektif dalam menghadapi masalah. Dengan SUPER EGO manusia belajar memengerti dan menindak lanjuti dengan kepala dingin. Berusaha seoptimal mungkin untuk tidak merugikan siapapun, karena ia tahu betapa sakit dan sedihnya bila dirugikan, apalagi dirugikan secara moral, sosial dan psikologi. Dan mempelajari psikologi adalah hal yang paling menyenangkan, dalam tanda kutip, bila kau berniat mempelajarinya.

Struktur Kepribadian
Dalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan superego. Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya dengan prinsip kesenangan “pleasure principle”. Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari sensor baik- buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego.

Gerald Corey menyatakan dalam perspektif aliran Freud ortodoks, manusia dilihat sebagai sistem energi, dimana dinamika kepribadian itu terdiri dari cara-cara untuk mendistribusikan energi psikis kepada id, ego dan super ego, tetapi energi tersebut terbatas, maka satu diantara tiga sistem itu memegang kontrol atas energi yang ada, dengan mengorbankan dua sistem lainnya, jadi kepribadian manusia itu sangat ditentukan oleh energi psikis yang menggerakkan.

Menurut Calvil S. Hall dan Lindzey, dalam psikodinamika masing-masing bagian dari kepribadian total mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja dinamika dan mekanisme tersendiri, namun semuanya berinteraksi begitu erat satu sama lainnya, sehingga tidak mungkin dipisahkan. Id bagian tertua dari aparatur mental dan merupakan komponen terpenting sepanjang hidup. Id dan instink-instink lainnya mencerminkan tujuan sejati kehidupan organisme individual. Jadi id merupakan pihak dominan dalam kemitraan struktur kepribadian manusia.

Menurut S. Hall dan Lindzey, dalam Sumadi Suryabarata, cara kerja masing-masing struktur dalam pembentukan kepribadian adalah:

1) apabila rasa id-nya menguasai sebahagian besar energi psikis itu, maka pribadinya akan bertindak primitif, implusif dan agresif dan ia akan mengubar impuls-impuls primitifnya,

(2) apabila rasa ego-nya menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka pribadinya bertindak dengan cara-cara yang realistik, logis, dan rasional, dan

(3) apabila rasa super ego-nya menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka pribadinya akan bertindak pada hal-hal yang bersifat moralitas, mengejar hal-hal yang sempurna yang kadang-kadang irrasional.

Jadi untuk lebih jelasnya sistem kerja ketiga struktur kepribadian manusia tersebut adalah: Pertama, Id merupakan sistem kepribadian yang orisinil, dimana ketika manusia itu dilahirkan ia hanya memiliki Id saja, karena ia merupakan sumber utama dari energi psikis dan tempat timbulnya instink. Id tidak memiliki organisasi, buta, dan banyak tuntutan dengan selalu memaksakan kehendaknya. Seperti yang ditegaskan oleh A. Supratika, bahwa aktivitas Id dikendalikan oleh prinsip kenikmatan dan proses primer. Kedua, Ego mengadakan kontak dengan dunia realitas yang ada di luar dirinya.

Di sini ego berperan sebagai “eksekutif” yang memerintah, mengatur dan mengendalikan kepribadian, sehingga prosesnya persis seperti “polisi lalulintas” yang selalu mengontrol jalannya id, super- ego dan dunia luar. Ia bertindak sebagai penengah antara instink dengan dunia di sekelilingnya. Ego ini muncul disebabkan oleh kebutuhan-kebutuhan dari suatu organisme, seperti manusia lapar butuh makan. Jadi lapar adalah kerja Id dan yang memutuskan untuk mencari dan mendapatkan serta melaksanakan itu adalah kerja ego. Sedangkan yang ketiga, superego adalah yang memegang keadilan atau sebagai filter dari kedua sistem kepribadian, sehingga tahu benar-salah, baik-buruk, boleh-tidak dan sebagainya. Di sini superego bertindak sebagai sesuatu yang ideal, yang sesuai dengan norma-norma moral masyarakat.
Kesadaran dan ketidaksadaran
Pemahaman tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia merupakan salah satu sumbangan terbesar dari pemikiran Freud. Menurutnya, kunci untuk memahami perilaku dan problema kepribadian bermula dari hal tersebut. Ketidakasadaran itu tidak dapat dikaji langsung, karena perilaku yang muncul itu merupakan konsekuensi logisnya. Menurut Gerald Corey, bukti klinis untuk membenarkan alam ketidaksadaran manusia dapat dilihat dari hal-hal berikut, seperti:

(1) mimpi; hal ini merupakan pantulan dari kebutuhan, keinginan dan konflik yang terjadi dalam diri,

(2) salah ucap sesuatu; misalnya nama yang sudah dikenal sebelumnya,

(3) sugesti pasca hipnotik,

(4) materi yang berasal dari teknik asosiasi bebas, dan

(5) materi yang berasal dari teknik proyeksi, serta isi simbolik dari simptom psikotik.

Sedangkan kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan pikiran manusia. Hal ini dapat diibaratkan seperti gunung es yang ada di bawah permukaan laut, dimana bongkahan es itu lebih besar di dalam ketimbang yang terlihat di permukaan. Demikianlah juga halnya dengan kepribadian manusia, semua pengalaman dan memori yang tertekan akan dihimpun dalam alam ketidaksadaran.
Kecemasan
Bagian yang tidak kalah penting dari teori Freud adalah tentang kecemasan. Gerald Corey mengartikan kecemasan itu adalah sebagai suatu keadaan tegang yang memaksa kita untuk berbuat sesuatu. Kecemasan ini menurutnya berkembang dari konflik antara sistem id, ego dan superego tentang sistem kontrol atas energi psikis yang ada. Fungsinya adalah mengingatkan adanya bahaya yang datang.

Sedangkan menurut Calvin S. Hall dan Lindzey, kecemasan itu ada tiga: kecemasan realita, neurotik dan moral.

(1) kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada ancaman nyata.

(2) kecemasan neurotik adalah rasa takut kalau-kalau instink akan keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang dapat mebuatnya terhukum, dan
(3) kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.
Mekanisme pertahanan ego
Untuk menghadapi tekanan kecemasan yang berlebihan, sistem ego terpaksa mengambil tindakan ekstrim untuk menghilangkan tekanan itu. Tindakan yang demikian itu, disebut mekanisme pertahanan, sebab tujuannya adalah untuk mempertahankan ego terhadap tekanan kecemasan. Dalam teori Freud, bentuk-bentuk mekanisme pertahanan yang penting adalah:

(1) represi; ini merupakan sarana pertahanan yang bisa mengusir pikiran serta perasaan yang menyakitkan dan mengancam keluar dari kesadaran,

(2) memungkiri; ini adalah cara mengacaukan apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dilihat seseorang dalam situasi traumatik,

(3) pembentukan reaksi; ini adalah menukar suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan melawannya dalam kesadaran,

(4) proyeksi; ini berarti memantulkan sesuatu yang sebenarnya terdapat dalam diri kita sendiri ke dunia luar,

(5) penggeseran; merupakan suatu cara untuk menangani kecemasan dengan menyalurkan perasaan atau impuls dengan jalan menggeser dari objek yang mengancam ke “sasaran yang lebih aman”,

(6) rasionalisasi; ini cara beberapa orang menciptakan alasan yang “masuk akal” untuk menjelaskan disingkirnya ego yang babak belur,

(7) sublimasi; ini suatu cara untuk mengalihkan energi seksual kesaluran lain, yang secara sosial umumnya bisa diterima, bahkan ada yang dikagumi,

(8) regresi; yaitu berbalik kembali kepada prilaku yang dulu pernah mereka alami,

(9) introjeksi; yaitu mekanisme untuk mengundang serta “menelaah” sistem nilai atau standar orang lain,
(10) identifikasi,
(11) konpensasi, dan
(12) ritual dan penghapusan

Perkembangan kepribadian
Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap.

Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun (dalam A.Supratika), yaitu:

(1) tahap oral,

(2) tahap anal: 1-3 tahun,

(3) tahap palus: 3-6 tahun,

(4) tahap laten: 6-12 tahun,

(5) tahap genetal: 12-18 tahun,

(6) tahap dewasa, yang terbagi dewasa awal, usia setengah baya dan usia senja.
Aplikasi Teori Sigmund Freud Dalam Bimbingan
Apabila menyimak konsep kunci dari teori kepribadian Sigmund Freud, maka ada beberapa teorinya yang dapat aplikasikan dalam bimbingan, yaitu:
Pertama, konsep kunci bahwa ”manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dan keinginan”. Konsep ini dapat dikembangkan dalam proses bimbingan, dengan melihat hakikatnya manusia itu memiliki kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan dasar. Dengan demikian konselor dalam memberikan bimbingan harus selalu berpedoman kepada apa yang dibutuhkan dan yang diinginkan oleh konseli, sehingga bimbingan yang dilakukan benar-benar efektif. Hal ini sesuai dengan fungsi bimbingan itu sendiri. Mortensen (dalam Yusuf Gunawan) membagi fungsi bimbingan kepada tiga yaitu:

(1) memahami individu (understanding-individu),
(2) preventif dan pengembangan individual, dan
(3) membantu individu untuk menyempurnakannya

Memahami individu
Seorang guru dan pembimbing dapat memberikan bantuan yang efektif jika mereka dapat memahami dan mengerti persoalan, sifat, kebutuhan, minat, dan kemampuan anak didiknya. Karena itu bimbingan yang efektif menuntut secara mutlak pemahaman diri anak secara keseluruhan. Karena tujuan bimbingan dan pendidikan dapat dicapai jika programnya didasarkan atas pemahaman diri anak didiknya. Sebaliknya bimbingan tidak dapat berfungsi efektif jika konselor kurang pengetahuan dan pengertian mengenai motif dan tingkah laku konseling, sehingga usaha preventif dan treatment tidak dapat berhasil baik
Preventif dan pengembangan individual
Preventif dan pengembangan merupakan dua sisi dari satu mata uang. Preventif berusaha mencegah kemorosotan perkembangan anak dan minimal dapat memelihara apa yang telah dicapai dalam perkembangan anak melalui pemberian pengaruh-pengaruh yang positif, memberikan bantuan untuk mengembangkan sikap dan pola perilaku yang dapat membantu setiap individu untuk mengembangkan dirinya secara optimal.

Membantu individu untuk menyempurnakan
Setiap manusia pada saat tertentu membutuhkan pertolongan dalam menghadapi situasi lingkungannya. Pertolongan setiap individu tidak sama. Perbedaan umumnya lebih pada tingkatannya dari pada macamnya, jadi sangat tergantung apa yang menjadi kebutuhan dan potensi yang ia meliki. Bimbingan dapat memberikan pertolongan pada anak untuk mengadakan pilihan yang sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Jadi dalam konsep yang lebih luas, dapat dikatakan bahwa teori Freud dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan proses bantuan kepada konseli, sehingga metode dan materi yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan individu.

Kedua, konsep kunci tentang “kecemasan” yang dimiliki manusia dapat digunakan sebagai wahana pencapaian tujuan bimbingan, yakni membantu individu supaya mengerti dirinya dan lingkungannya; mampu memilih, memutuskan dan merencanakan hidup secara bijaksana; mampu mengembangkan kemampuan dan kesanggupan, memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya; mampu mengelola aktivitasnya sehari-hari dengan baik dan bijaksana; mampu memahami dan bertindak sesuai dengan norma agama, sosial dalam masyarakatnya.

Dengan demikian kecemasan yang dirasakan akibat ketidakmampuannya dapat diatasi dengan baik dan bijaksana. Karena menurut Freud setiap manusia akan selalu hidup dalam kecemasan, kecemasan karena manusia akan punah, kecemasan karena tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan dan banyak lagi kecemasan-kecemasan lain yang dialami manusia, jadi untuk itu maka bimbingan ini dapat merupakan wadah dalam rangka mengatasi kecemasan.

Ketiga, konsep psikolanalisis yang menekankan pengaruh masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan manusia. Walaupun banyak para ahli yang mengkritik, namun dalam beberapa hal konsep ini sesuai dengan konsep pembinaan dini bagi anak-anak dalam pembentukan moral individual. Dalam sistem pemebinaan akhlak individual, Islam menganjurkan agar keluarga dapat melatih dan membiasakan anak-anaknya agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan norma agama dan sosial. Norma-norma ini tidak bisa datang sendiri, akan tetapi melalui proses interaksi yang panjang dari dalam lingkungannya. Bila sebuah keluarga mampu memberikan bimbingan yang baik, maka kelak anak itu diharapkan akan tumbuh menjadi manusia yang baik.

Dalam hal ini sebuah hadis Nabi menyatakan bahwa “Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah, hingga lisannya fasih. Kedua orangtuanyalah yang ikut mewarnainya sampai dewasa.” Selain itu seorang penyair menyatakan bahwa “Tumbuhnya generasi muda kita seperti yang dibiasakan oleh ayah-ibunya”.

Hadis dan syair tersebut di atas sejalan dengan konsep Freud tentang kepribadian manusia yang disimpulkannya sangat tergantung pada apa yang diterimanya ketika ia masih kecil. Namun tentu saja terdapat sisi-sisi yang tidak begitu dapat diaplikasikan, karena pada hakikatnya manusia itu juga bersifat baharu.

Keempat, teori Freud tentang “tahapan perkembangan kepribadian individu” dapat digunakan dalam proses bimbingan, baik sebagai materi maupun pendekatan. Konsep ini memberi arti bahwa materi, metode dan pola bimbingan harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan kepribadian individu, karena pada setiap tahapan itu memiliki karakter dan sifat yang berbeda. Oleh karena itu konselor yang melakukan bimbingan haruslah selalu melihat tahapan-tahapan perkembangan ini, bila ingin bimbingannya menjadi efektif.

Kelima, konsep Freud tentang “ketidaksadaran” dapat digunakan dalam proses bimbingan yang dilakukan pada individu dengan harapan dapat mengurangi impuls-impuls dorongan Id yang bersifat irrasional sehingga berubah menjadi rasional.

Satu hal yang akan mempermudah mengenali siapapun adalah dengan melihat kepribadiannya. Kepribadian sering dipahami sebagai suatu pola pikir, perasaan dan perilaku yang telah berakar dan bersifat tetap. Ia merupakan keseluruhan pola yang menyangkut kemampuan, perbuatan dan kebiasaan baik secara jasmani, rohani, emosional maupun sosial. Pola ini telah terbentuk secara khas yang ditata dari dalam serta dibawah pengaruh lingkungan. Pola ini akan muncul dalam kebiasaan perilaku dan yang akan dipertahankan serta menjadi identitasnya dalam usahanya menjadi manusia sebagaimana yang dikehendakinya. Melalui kepribadian seseorang dapat diperkirakan tindakan ataupun reaksinya terhadap situasi yang berbeda-beda.Satu teori kepribadian yang sangat berpengaruh adalah teori psychoanalytic dari Sigmund Freud.

Ia meyakini bahwa proses bawah sadar menuntun bagian besar dari perilaku seseorang. Meskipun orang sering tidak menyadari dorongan dan arahan itu tetapi alam bawah sadar akan tetap mendorong dan mengendalikannya. Teori kepribadian lain yang juga sangat berpengaruh adalah teori yang diturunkan dari behaviourism. Cara pandang ini disampaikan oleh pemikir-pemikir barat baik Eropa maupun Amerika dengan salah satu tokohnya B.F. Skinner, yang menempatkan tekanan utama pada learning (pembelajaran). Skinner melihat bahwa perilaku ditentukan terutama oleh konsekuensi-konsekuensi yang terjadi. Apabila dihargai, maka suatu kebiasaan perilaku akan selalu muncul sebaliknya apabila tertekan oleh hukuman suatu perilaku tidak akan kembali.

Dua teori inilah yang akan secara khusus dipakai dalam memahami kepribadian sebagai sarana untuk lebih mengenalinya baik proses pembentukannya maupun perkembangannya dan bagaimana kita mengendalikan perubahan yang memungkinkan kearah yang lebih baik.Bagaimana psikoanalis menerangkan kepribadian.
Kepribadian muncul melalui aktivitas, tingkah laku, perbuatan dan ekspresi. Pada awalnya, Sigmund Freud (1856 - 1939 ) menyatakan bahwa kehidupan psikis manusia dipengaruhi oleh dua sistem yaitu sistem sadar-pra sadar dan sistem tak sadar. Sehingga oleh Freud jiwa manusia digambarkan seperti gunung es, dimana hal-hal yang nampak hanyalah 10 persen saja, berupa alam sadar, sedangkan 90 persen yang tidak nampak adalah alam bawah sadar. Sehingga alam bawah sadar merupakan sumber energi psikis yang lebih besar yang potensi menimbulkan konflik batin.

Dalam perkembangan pemikiran selanjutnya Freud tidak lagi membagi hidup psikis seseorang menjadi dua tetapi tiga sistem yaitu Id, Ego dan Superego. Sistem Id merupakan sumber energi psikis yang berasal dari instink-instink biologis manusia yang merupakan naluri bawaan, antara lain instink seksual, instink agresivitas, juga keinginan-keinginan terpendam lainnya. Menurut teori Freud, hidup psikis bayi sebelum dan baru dilahirkan hanya memiliki Id saja, sehingga Id merupakan dasar dan sumber pembentukan hidup psikis manusia selanjutnya. Id mewakili segi-segi kehidupan instinktual, primitif dan irasional yang sering muncul menjadi 'menara' dari dorongan-dorongan yang tidak disadari. Secara mudah Id dapat kita amati dalam aktivitas anak-anak pada awal tahap kehidupannya.

Sedangkan yang dimaksudkan pengertian Ego dalam hal ini bukanlah pengertian ego dalam psikologi yang berarti "Aku", tetapi Freud memahaminya sebagai bentukan deferensiasi dari Id karena kontaknya dengan dunia luar. Aktivitas ego bersifat sadar, pra-sadar dan tidak sadar. Aktivitas sadar, misalnya terlihat dalam proses-proses intelektual, persepsi lahiriah dan persepsi batiniah. Aktivitas tak sadar dilakukan pada mekanisme-mekanisme pertahanan, dan aktivitas pra-sadar terlihat pada fungsi ingatan.

Sistem Ego memiliki ciri khas bahwa ia seluruhnya dikuasai oleh realitas. Tugas yang diembannya adalah mempertahankan kepribadiannya yang telah dimiliki dan mengadakan penyesuaian dengan lingkungan, serta perperan menyelesaikan konflik-konflik dengan realitas dan konflik-konflik yang tidak cocok satu sama lain. Ego juga mengontrol apa yang akan muncul dalam kesadaran dan apa yang akan dikerjakan. Sehingga Ego-lah yang bertanggungjawab menjamin keutuhan kepribadian.

Secara umum Ego bertanggungjawab merencanakan, memecahkan masalah, dan menciptakan teknik-teknik untuk menguasai realitas disekitarnya, karena Ego diperlengkapi dengan kemampuan mengendalikan impuls-impuls manusia dari ekspresi hiperaktif dan dorongan agresivitas. Sehingga Egolah yang harus mengendalikan Id untuk menjamin kelancaran interaksi individu dengan realitas atau dunia sekitarnya.

Sedangkan sistem yang ketiga, Superego menurut Freud dibentuk dengan jalan internalisasi, sehingga setiap orang akan membentuk Superego. Sebagai contoh sederhana, pada awalnya seorang anak menerima perintah dan larangan dari orang tuanya pada suatu hal. Pada awalnya anak ini hanya menuruti dan memperhatikan larangan dan perintahnya saja, dengan akibat memperoleh penghargaan atau hukuman.

Ketaatannya ditentukan oleh ada tidaknya pengawasan, tetapi kemudian terjadi proses internalisasi, yaitu ketika ketaatan itu muncul dari dirinya sendiri tanpa kehadiran sipapun disekitarnya. Saat itulah muncul 'orang tua batin' pada diri anak yang akan terus-menerus mengawasinya. 'Orang tua batin' ini akan selalu ada dalam dirinya dan akan menghukum maupun memuji dirinya terhadap suatu tindakan yang dilakukan. Freud menemukan bahwa Superego adalah merupakan sumber berbagai gangguan kejiwaan.

Dalam proses perkembangan seorang manusia maka konflik akan selalu terjadi antara Id dan Superego, sedangkan Ego selalu berada diantaranya. Ketiga Ego secara spontan didorong Id memenuhi keinginan-keinginannya, maka superego akan menegur apabila pemenuhan dorongan itu tidak tepat, bahkan akan menuduh setiap dorongan yang arahnya kurang tepat. Ego yang akan menerima siksaan dari Superego terhadap suatu dorongan dari Id yang tidak baik dan apabila kekuatan Superego lebih besar, Ego bukan saja tidak melakukannya tetapi akan menutup dan menggesernya serta menyembunyikan dorongan tadi. Konflik akan selalu muncul dari intink-instink yang tidak terekendali dari Id dengan larangan-larangan moralis dari Superego.
Apabila Superego dominan maka seseorang akan mengembangkan sikap bersalah, penuh dosa yang akan nampak dalam perilakunya yang moralis, alim dan saleh. Sehingga segala sesuatunya diukur dengan hukum-hukum moralitas, sehingga akan terus berkembang rasa berdosa atau bersalah pada dirinya. Sedangkan dominasi Id akan membentuk seseorang menjadi narsistis, egois, individualistis yang hanya akan mementingkan dirinya tanpa melihat kepentingan orang lain. Dalam keadaan Id superior dengan Ego dan Superego lemah, maka dorongan-dorongan instink biologis itu tidak terkendali akan membentuk orang menjadi seseorang yang egosentris dan selalu memaksakan kehendak atau keinginannya sendiri. Sikapnya menjadi sewenang-wenang, yang diketahuinya hanyalah bagaimana mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dengan tidak segan-segan merugikan orang lain. Sikap anti-sosial ini juga disebabkan ketiadaan nilai-nilai moral dalam memenuhi keinginannya untuk memperoleh kesenangan-kesenangan pribadi. Ego akan berhadapan dengan kecondongan-kecondongan spontan dari lapisan Id dan dari tuntutan-tuntutan Superego. Ego harus mengambil sikap, dan apabila seseorang memiliki Ego lemah, ia akan memenuhi setiap keinginan-keinginan spontan.

Meeeeeeoooooooowwwwwwwwww

Sabtu, 05 Februari 2011

ALZHEIMER

Alzheimer atau kepikunan merupakan sejenis penyakit penurunan fungsi saraf otak yang kompleks dan progresif. Penyakit Alzheimer bukannya penyakit menular. Penderita Alzheimer mengalami keadaan penurunan daya ingat yang parah sehingga penderita akhirnya tidak lagi mampu mengurus dirinya sendiri..

Alzheimer tergolong sebagai salah satu jenis dementia yang ditandai dengan melemahnya kemampuan bercakap, kemampuan berpikir sehat, daya ingat, kemampuan mempertimbangan, adanya perubahan kepribadian dan tingkah laku yang tidak terkendali. Keadaan ini amat membebani penderita dan juga anggota keluarga yang perlu menjaga dan merawatnya. Menurunnya fungsi ingatan juga memengaruhi fungsi intelektual dan sosial penderitanya. Sumber penyakit ini belum diketahui dengan pasti, tetapi bukan karena proses penuaan. Sebagian ilmuwan memperkirakan bahwa kepikunan ini berkaitan dengan pembentukan dan perubahan sel-sel saraf yang normal menjadi semacam serat.

Resiko untuk mengidap Alzheimer meningkat seiring dengan pertambahan usia. “Pada usia sekitar 65 tahun, seseorang berisiko lima persen untuk menderita penyakit ini dan risiko ini meningkat dua kali lipat setiap lima tahun,” menurut Ahli Psikogeriatrik, Kantor Pengobatan Psikologi, Fakultas Pusat Pengobatan Universitas Malaya (PPUM), Dr. Esther Ebeenezer.

Meskipun kepikunan seringkali dikaitkan dengan usia lanjut, namun terbukti bahwa penderita Alzheimer yang pertama diidentifikasi adalah seorang perempuan berusia awal 50 tahunan.

Sejarah Alzheimer
Penyakit ini ditemukan oleh Dr. Alois Alzheimer pada 1907 ini, dinamakan Alzheimer sesuai nama penemunya. Alzheimer menemukan bahwa syaraf otak penderita Alzheimer tidak hanya mengerut, bahkan dipenuhi gumpalan protein luar biasa yang disebut plak amiloid dan serat yang berbelit-belit (neuro fibrillary). Amiloid protein yang membentuk sel-sel plak protein tersebut, dipercaya menyebabkan perubahan kimia otak. Musnahnya sel-sel saraf ini menyebabkan syaraf otak yang berfungsi menyampaikan pesan dari satu neuron ke neuron lain terpengaruh.

Meskipun sudah ditemukan hampir satu abad yang lalu, Alzheimer tidak seterkenal penyakit yang lain seperti hipertensi, Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) atau pun penyakit jantung. Mungkin karena gejala penyakit Alzheimer tidak segera terlihat, berbeda dengan hipertensi yang dapat dipantau melalui pemeriksaan tekanan darah. Penyakit Alzheimer tidak terdeteksi karena adanya anggapan bahwa sering lupa adalah hal yang wajar dialami orang berusia lanjut karena faktor usia. Padahal mungkin saja “sering lupa” tersebut merupakan tanda awal penyakit Alzheimer.
Penyakit Alzheimer menjadi lebih dikenal secara meluas setelah mantan Presiden Amerika Serikat yang ke-40, Ronald Reagan mengemukakan keadaan dirinya dalam suratnya yang tertanggal 5 November 1994. Penelitian klinis terbaru menunjukkan bahwa konsumsi suplemen asam lemak omega-3 dapat memperlambat laju penurunan fungsi kognitif penderita alzheimer ringan.

Gejala dan tingkat keparahan penyakit
Pada taraf ringan gejalanya dapat berupa: lupa dimana menyimpan kunci, lupa mengambil uang kembalian, lupa mau membeli apa di toko, lupa nomor telepon atau tidak ingat mana obat yang setiap hari biasa dimakan.
Pada tingkat menengah: penderita misalnya, lupa mencampurkan gula dalam minuman, garam dalam masakan atau lupa bagaimana cara mengaduk gula di dalam gelas.
Pada tingkat yang parah, penderita sudah tidak mampu melakukan hal-hal mendasar seperti mengurus diri sendiri, tidak lagi mengenali keadaan sekitar rumahnya, tidak mengenali rekan-rekan atau anggota keluarga terdekat.

Penderita Alzheimer dapat menjadi agresif, cepat marah dan kehilangan minat untuk berinteraksi atau hobi yang pernah diminatinya. Penderita tingkat menengah atau parah dapat menunjukkan tingkah laku aneh, seperti menjerit, terpekik atau mengikuti orang ke mana saja, bahkan walau orang tersebut ke WC.
Selain itu, penderita dapat juga mengalami semacam halusinasi seperti mendengar suara atau bisikan halus, atau melihat bayangan menakutkan. Penderita juga kadangkala berjalan mondar mandir tanpa tujuan dan pola tidur mereka juga berubah. Penderita biasanya akan lebih banyak tidur di siang hari dan terus terjaga pada malam hari.

Keadaan tersebut secara tidak langsung memberi tekanan mental kepada perawat atau anggota keluarga yang harus waspada menjaga penderita selama ’36 jam’ sehari.
Kebanyakan penderita Alzheimer meninggal dunia akibat radang paru-paru atau pneumonia karena mereka tidak dapat melakukan berbagai aktivitas fisik lainnya. Yang menyedihkan, adalah bahwa orang yang sakit itu sendiri tidak memahami apa yang terjadi pada diri mereka dan memerlukan bantuan orang lain. Berita buruknya penyakit Alzheimer ini, tidak dapat disembuhkan. Tetapi, gejalanya masih dapat dikendalikan dengan obat-obatan. Obat-obatan yang diberi pada tingkat awal, dapat membantu ingatan penderita seperti fungsi kognitif, aktivitas dan tingkah laku sehari2.

Prevalensi
Sekitar tahun 1950-an diperkirakan sekitar 2,5 juta warga dunia menderita penyakit ini. Pada tahun 2003 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memperkirakan lebih dari satu milyar orang yang berusia di atas 60 tahun atau 10 persen penduduk dunia menderita Alzheimer.
Peningkatan jumlah penderita Alzheimer berkaitan dengan meningkatnya jumlah warga dunia yang berusia lanjut, dan semakin panjangnya usia atau masa hidup warga dunia. Usia hidup perempuan meningkat hingga mencapai usia 80 tahun dan laki-laki mencapai usia 75 tahun. Selain itu, faktor pemeliharaan kesehatan yang semakin baik dan menurunnya tingkat kelahiran..

Orang yang berisiko menderita Alzheimer:
* Penderita hipertensi dengan usia di atas 40 tahun
* Penderita diabetes
* Kurang berolahraga
* Kadar kolesterol yang tinggi
* Faktor keturunan – memiliki keluarga yang menderita Alzheimer pada usia 50-an.

Asma'ul Husna

Dalam agama Islam, Asma'ul Husna adalah nama-nama Allah SWT yang indah dan baik. Asma berarti nama dan Husna berarti yang baik atau yang indah. Jadi Asma'ul Husna adalah nama nama milik Allah SWT yang baik lagi indah.

Asma'ul Husna ada 99
Ar Rahman الرحمن Yang Memiliki Mutlak sifat Pemurah
Ar Rahiim الرحيم Yang Memiliki Mutlak sifat Penyayang
Al Malik الملك Yang Memiliki Mutlak sifat Merajai/Memerintah
Al Quddus القدوس Yang Memiliki Mutlak sifat Suci
As Salaam السلام Yang Memiliki Mutlak sifat Memberi Kesejahteraan
Al Mu`min المؤمن Yang Memiliki Mutlak sifat Memberi Keamanan
Al Muhaimin المهيمن Yang Memiliki Mutlak sifat Pemelihara
Al `Aziiz العزيز Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
Al Jabbar الجبار Yang Memiliki Mutlak sifat Perkasa
Al Mutakabbir المتكبر Yang Memiliki Mutlak sifat Megah, Yang Memiliki Kebesaran
Al Khaliq الخالق Yang Memiliki Mutlak sifat Pencipta
Al Baari` البارئ Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)
Al Mushawwir المصور Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Membentuk Rupa (makhluknya)
Al Ghaffaar الغفار Yang Memiliki Mutlak sifat Pengampun
Al Qahhaar القهار Yang Memiliki Mutlak sifat Memaksa
Al Wahhaab الوهاب Yang Memiliki Mutlak sifat Pemberi Karunia
Ar Razzaaq الرزاق Yang Memiliki Mutlak sifat Pemberi Rejeki
Al Fattaah الفتاح Yang Memiliki Mutlak sifat Pembuka Rahmat
Al `Aliim العليم Yang Memiliki Mutlak sifat Mengetahui (Memiliki Ilmu)
Al Qaabidh القابض Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Menyempitkan (makhluknya)
Al Baasith الباسط Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Melapangkan (makhluknya)
Al Khaafidh الخافض Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Merendahkan (makhluknya)
Ar Raafi` الرافع Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Meninggikan (makhluknya)
Al Mu`izz المعز Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Memuliakan (makhluknya)
Al Mudzil المذل Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Menghinakan (makhluknya)
Al Samii` السميع Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mendengar
Al Bashiir البصير Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Melihat
Al Hakam الحكم Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menetapkan
Al `Adl العدل Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Adil
Al Lathiif اللطيف Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Lembut
Al Khabiir الخبير Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengetahui Rahasia
Al Haliim الحليم Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penyantun
Al `Azhiim العظيم Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Agung
Al Ghafuur الغفور Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pengampun
As Syakuur الشكور Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pembalas Budi (Menghargai)
Al `Aliy العلى Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Tinggi
Al Kabiir الكبير Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Besar
Al Hafizh الحفيظ Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menjaga
Al Muqiit المقيت Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemberi Kecukupan
Al Hasiib الحسيب Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Membuat Perhitungan
Al Jaliil الجليل Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia
Al Kariim الكريم Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemurah
Ar Raqiib الرقيب Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengawasi
Al Mujiib المجيب Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengabulkan
Al Waasi` الواسع Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Luas
Al Hakiim الحكيم Yang Memiliki Mutlak sifat Maka Bijaksana
Al Waduud الودود Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pencinta
Al Majiid المجيد Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia
Al Baa`its الباعث Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Membangkitkan
As Syahiid الشهيد Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menyaksikan
Al Haqq الحق Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Benar
Al Wakiil الوكيل Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memelihara
Al Qawiyyu القوى Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Kuat
Al Matiin المتين Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Kokoh
Al Waliyy الولى Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Melindungi
Al Hamiid الحميد Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Terpuji
Al Mushii المحصى Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengkalkulasi
Al Mubdi` المبدئ Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memulai
Al Mu`iid المعيد Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengembalikan Kehidupan
Al Muhyii المحيى Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menghidupkan
Al Mumiitu المميت Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mematikan
Al Hayyu الحي Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Hidup
Al Qayyuum القيوم Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mandiri
Al Waajid الواجد Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penemu
Al Maajid الماجد Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia
Al Wahiid الواحد Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Tunggal
Al `Ahad الاحد Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Esa
As Shamad الصمد Yg Memiliki Mutlak sifat Maha Dibuthkn, Tempat meminta
Al Qaadir القادرYg Mmiliki Mutlak sifat Maha Menntukn,Maha Menyeimbangkan
Al Muqtadir المقتدر Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Berkuasa
Al Muqaddim المقدم Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mendahulukan
Al Mu`akkhir المؤخر Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengakhirkan
Al Awwal الأول Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Awal
Al Aakhir الأخر Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Akhir
Az Zhaahir الظاهر Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Nyata
Al Baathin الباطن Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Ghaib
Al Waali الوالي Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memerintah
Al Muta`aalii المتعالي Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Tinggi
Al Barri البر Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penderma
At Tawwaab التواب Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penerima Tobat
Al Muntaqim المنتقم Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penyiksa
Al Afuww العفو Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemaaf
Ar Ra`uuf الرؤوف Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pengasih
Malikul Mulk مالك الملك Yg Memiliki Mutlak sifat Penguasa Kerajaan (Semesta)
Dzul Jalaali Wal Ikraam ذو الجلال و الإكرام Yang Memiliki Mutlak sifat Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
Al Muqsith المقسط Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Adil
Al Jamii` الجامع Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengumpulkan
Al Ghaniyy الغنى Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Berkecukupan
Al Mughnii المغنى Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Kekayaan
Al Maani المانع Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mencegah
Ad Dhaar الضار Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Derita
An Nafii` النافع Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Manfaat
An Nuur النور Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
Al Haadii الهادئ Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemberi Petunjuk
Al Baadii البديع Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pencipta
Al Baaqii الباقي Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Kekal
Al Waarits الوارث Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pewaris
Ar Rasyiid الرشيد Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pandai
As Shabuur الصبور Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Sabar